Eksekusi Kosan Wanita Berlangsung Ricuh alias Tidak Kondusif ;
Eksekusi Rumah Kosan yang Kedua Kali, Setelah Sebelumnya Eksekusi Pertama Dinyatakan Gagal
Menjelang Ramadhan tibu, telah terjadi eksekusi rumah kosan di jalan sukasenang Bandung. Eksekusi Rumah Kosan Eksekusi yang Kedua dilaksanakan Setelah Sebelumnya Eksekusi Pertama Dinyatakan Gagal
Eksekusi kedua tersebut pun terkesan memaksakan karena dilakukan pada hari menjelang puasa. Di sisi lain para petugas eksekusi pun seakan tidak menghiraukan keberadaan para penghuni rumah kosan yang semuanya adalah wanita muda usia 18-20 tahun.
Sejak eksekusi pertama, para petugas eksekusi sudah mengetahui bahwa rumah kosan tersebut merupakan kosan khusus wanita, namun tidak ada satu pun petugas wanita yang mendampingi pelaksanaan eksekusi.
Petugas eksekusi yang semuanya merupakan laki-laki dewasa tersebut sejak awal sudah bertindak sewenang-wenang tanpa menghiraukan keberadaan para penghuni kosan.
Para petugas tidak segan-segan menendang pintu kamar yang diketahui di dalamnya sedang ada penghuni kamar. Di sisi lain petugas bahkan menjebol tembok kamar kosan yang terbuat dari gypsum, padahal diketahui penghuninya sedang pergi kuliah. Hal tersebut mengakibatkan salah satu penghuni kosan inisal NC trauma hingga menangis tapi tidak dihiraukan oleh petugas.
Penghuni kosan inisial NN bahkan menerima perlakuan yang tidak semestinya, dimana salah satu petugas mengatakan hal yang melecehkan bagian tubuh korban dalam hal ini bagian dada korban lalu disambut dengan gelak tawa dari para petugas yang lain.
Penghuni kosan lain inisial HH pun menjelaskan ketika sedang membantu membereskan barang, dia merasakan ada seseorang yang menyentuh bagian belakangnya. Ketika dia melihat ke belakang ternyata di belakangnya berdiri beberapa orang petugas. HH merasa sangat dilecehkan namun merasa takut karena banyaknya petugas.
Penjaga kosan yang merupakan wanita hamil inisial NH pun merasa tertekan karena dipaksa untuk turut membereskan seluruh barang, padahal petugas mengetahui dia sedang hamil besar.
Atas kejadian tersebut, para korban berharap adanya keadilan atas tindakan sewenang-wenang petugas, karena petugas kepolisian pun yang seharusnya bertindak mengamankan tampak tidak melakukan tugasnya dengan benar. Tidak ada satu pun polisi khususnya polwan yang ikut masuk mengamankan padahal diketahui seluruh penghuni merupakan wanita.
HH menuturkan: “Kami tidak membereskan barang dari awal karena kami mendengar pak Kapolres berjanji dan menjamin anak kosan bakal aman, kalo pun ada eksekusi nanti hanya barang-barang pemilik rumah saja yang keluar, tapi anak kosan tenang saja”.
“Senyatanya hal yang terjadi berbeda dari janji tersebut, sehingga kami merasa kecewa dan mohon keadilan” tambah HH menutup pembicaraan dengan wartawan.
Feri/transaksara.com
Penulis/Pewarta: Koko Asmara
Editor: Koko Asmara
©2023 TRANSAKSARA.COM